BAB
VIII
MANAJEMEN
DAN ASPEK TEKNIS
8.1.
Penggemukan Domba Potong
Usaha penggemukan domba potong tidak membutuhkan
pemeliharaan yang relatif tidak sulit. Berbeda dengan usaha domba perah, yang
pemeliharaannya harus sangat intensif. Modalnya pun tidak terlalu besar, karena
besarnya modal tergantung banyaknya domba bakalan yang akan digemukkan.
Disamping itu singkatnya pemeliharaan yaitu 3 – 4 bulan juga menjadi factor
penunjang keberhasilan usaha ini. Dengan sistem penggemukan yang dipadukan
dengan usaha pertanian, misalnya penanaman jagung dan sayur-sayuran. Maka usaha
ini menjadi usaha tani terpadu tanpa limbah.
Penggemukan pun bisa dipacu dengan teknologi mikroba
yang relatif ramah lingkukangan yang telah dikembangkan oleh Balai Penelitian
Ternak Ciawi, Bogor. Misalnya dengan penambahan probioti Bioplus ke dalam rumen
serta mencampurkannya dengan jerami sebagai pakannya.
Upaya ini akan mampu meningkatkan kemampuan
pertambahan berat badan hariannya yang stabil. Karena probiotik tersebut
berfungsi meningkatkan metabolisme tubuh
melalui perbaikan kondisi mikroba di dalam perut domba.
8.2. Domba Bakalan
Domba yang akan digemukkan biasanya disebut sebagai domba
bakalan. Domba ini biasanya berusia 15 – 20 bulan dan memiliki bobot hidup
sekitar 200 – 300 kg. Kondisi nya agak kurus tetapi sehat bertulang rangka agak
besar.
Biasanya yang digunakan sebagai domba bakalan adalah
ternak yang berkelamin jantan. Jenisnya bermacam-macam, ada jenis bakalan
import dan lokal. Domba bakalan yang berasal dari galur impor ini biasanya
pertumbuhannya lebih baik dibanding domba local. Pertumbuhan bobot badan
perharinya berkisar 1 – 1,5 kg/ekor/hari. Karena kemampuan mengkonsumsi
konsentratnya lebih baik, demikian pula dengan metabolisme tubuhnya. Sehingga
dalam waktu singkat mampu mencapai bobot badan yang ideal 400 – 500 kg.
8.3. Domba Pembibitan
Dalam rangka menunjang program pemerintah untuk
Swasembada daging tahun 2014
dan seterusnya. Pesantren Al Muta’alim Nurul Hidayah ikut peran mengembangkan
pembibitan domba dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging domba.
Melalui pembibitan ini sebagai alternative mengurangi kelangkaan domba di
Indonesia pada umumnya masyarakat Jawa Barat khususnya.
8.4. Sistem
Pemeliharaan dan Jangka Waktu
Domba-domba bakalan dipelihara selama 3 bulan. Sistem
pemeliharaan yang intensif, dengan pemberian pakan konsentrat 5 – 7 kg/ekor/domba
dikombinasikan dengan 20 – 25 kg/ekor/hari.
8.5. Teknologi Mikroba Ramah Lingkungan
Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor mengembangkan
sejenis mikroba yang harus diberikan kepada domba sebelum dilakukan program penggemukan.
Tujuan dari pemberian mikroba tambahan ini adalah untuk memperbaiki kondisi
pencernaan domba, khususnya pada perut rumennya. Agar daya cerna domba terhadap
hijauan/ serat kasar menjadi lebih baik.
8.6. Usaha Pengolahan Limbah Peternakan
Kotoran ternak domba pedaging jika tidak ditangani
dengan baik akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Bahkan kegiatan
penanganannya bisa dijadikan sebagai sebuah bentuk usaha pengolahan limbah
peternakan seperti biogas dan produksi pupuk organik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar